Nerusin cerita kemarin, yang kena cut gara-gara gak tahan laper, hehe.. saya mo nulis tentang kehidupan nich, idenya sich karena ngeliat ibu saya tergolek lemas tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan selang infus dan transfusi di kanan dan kiri tangannya. Ya... agak dramatik memang, dapet ide dari kesakitan ibu sendiri. Tapi memang seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa kita, senang, susah, sehat, sakit, semua ada maksudnya, gak dateng begitu aja dan pergi begitu aja.
Sakit itu mahal harganya, atau yang lebih benar seharusnya "sehat itu mahal harganya", untuk mendapat kesehatan kita kembali, kita rela bayar mahal untuk disuntik, dipasangin selang di sana-sini, badan kita dimasukin alat-alat medis yang pastilah gak seenak klo kita memasukkan makanan ke badan kita. Toh tetap aja, apapun usaha kita, semua itu kembali berpulang kepada "ridlo" YANG KUASA, masih di-"ridloi-kah kita hidup di dunia ini....
Kalo kita juga mau menengok ke belakang, pastilah datangnya penyakit itu juga ada penyebabnya, kalo menurut saya yang salah bukan bakteri, virus, parasit dan temen-temennya, tapi kitalah yang membuat badan kita sendiri sakit. Pola hidup, kebiasaan, pikiran, perasaan, amal ibadah, semuanya berpengaruh pada kesehatan kita. Selama ini mungkin kita hanya memperhatikan fisik atau jasmani, bukan rohani kita. Padahal terkadang sumber utama segala penyakit di dunia ini adalah rohani kita yang tidak sehat. Bisa apa aja bentuknya, dari hati yang tidak pernah mendekat pada-NYA, tumbuh pikiran yang selalu negatif, dan menyebabkan jasmani kita juga meresponnya dengan negatif. Timbullah berbagai penyakit di tubuh kita.....
Penyakit hati emang susah, kalo hati sudah membatu, karena gak pernah dapet siraman rohani, lama-lama akal juga jadi batu, telinga gak lagi mau mendengar nasehat orang lain, mulut gak mo lagi ngomongin orang yang baik-baik, susah pokoknya...............
Saya memang bukan dokter dan saya gak akan mencoba menelaah kesehatan dari segi medis, saya juga bukan filsuf yang ahli berfilsafat , pintar merumuskan berbagai analisi tentang kehidupan, semua itu tadi saya lihat dari kacamata saya sendiri yang mungkin juga sudah mulai buram. Jadi saya juga harus mulai membersihkan kembali hati saya, pikiran saya jangan sampai itu terlambat.
Moga-moga yang baca ini juga gak jadi buram pikirannya, bukan karena penyakit, tapi karena pusing membaca tulisan yang ngalor-ngidul ini, hehe...........
Terima kasih sudah bersedia mendengarkan curhat saya ini sampai selesai.